KUMPULAN PUISI KARYA SITI FAUZIAH ABDURAKHMAN
PUTIH TERNYATA…
( di pinggiran)
Teratai nan elok meliuk di angkasa
Gemulai indah menebar aura surgawi
Berjuta kumbang menggila terpikat
Menyerbu datang menggoda sukma
Saying mawar berduri tajam
Tak mudah walau untuk di raih
Kumbang nestapa tak kuasa hinggap
Hanya mata menyalang harap
( di rumah mewah)
Mawar cantik menutup kuncup
Tertunduk malu menjaga tatap
Hati resah gundah menanti kumbang
Hati menceos kumbang tak hinggap
( ternyata mawar mudah putus asa)
Kumbang datang tawarkan janji
Surge datang di pelupuk mata
Senang hati arjuna datang
Mawar merekah menebar pesona
Berjuta kumbang terpikat sangat
Melihat mawar gampang merekah
Berjuta kumbang hinggap dan pergi
Tinggallah mawar galau tertunduk layu
BANGKIT UNTUK NEGERIKU
Bakarlah semangat dalam jiwa
Kobarkan semangat dalam kalbu
Mari songsong luasnya dunia
Hadapi cobaan gempuran ranjau
Dunia takkan maju bila engkau terdiam
Dunia kan menangis bila kau tertidur
Sumbangsihmu untuk negeri selalu kami nanti
Sumbangsihmu tentukan luasnya hari esok
Majulah terus tantanglah dunia
Singsingkanlah lengan bajumu
Janganlah engakau berpangku tangan
Wahai putra-putri Kesuma Bangsa
SAJAK LELAKI PERKASA
Bajumu yang kumal melindungimu
Kuli keriput membungkus tulang
Lelah hati tak kau kenali
Demi hidup anak dan istri
Bau, jijik dan umpatan
Itulah sahabat setiamu
Selalu lakukan yang terbaik
Itulah hidupmu ….
Engkau bungkus rapat semua rasa malumu
Karena engkau tak mengemis
Kau bekerja demi rasa lapar keluarga
Walaupun sampah dan kotoran karibmu
BERBISIK PADA LANGIT
Berteduhku di naungan langit
Yang bersemayam dalam kalbu
Saat meretas asa menjadi nyata
Langit ada memandu langkahku
Wahai engkau langit
Getar kalbuku menjerit
Berderit menahan gejolak jiwa
Tak bisa un tuk aku sesali
Wahai dirimu langit
Ku sayang engkau dengan tak terhingga
Sampai hatiku perih menahan rasa
Kupuja engakau wahai langit
Dengan seluruh jiwa dan ragaku
Bukan salahku jika hatiku
Bertekuk lutut merindu padamu
Kaulah sempurnanya cinta
Dalam balutam kesahajaan
Menyesakkan kalbu juga jiwaku
Mendamba kasih juga cintamu
Hitamku
Kutatap sepatu hitamku
Memancarkan besarnya harapanku
Menggmbarkan letihnya pengorbananku
Untuk sepatu pusaka hitamku
Terbuai mengingat masa yang lampau
Kusikut kanan dan kiriku
Kujegal semua lawanku
Demi kuraih sepatu pusakaku
Ku pakai dia mengutuk cacing lemah
Ku gunakan dia melindas semut merah
Ku gunakan dia menendang rayap lemah
Ku pakai dia menggulingkan tahta mewah
Mereka panggil aku rubah
Bersepatu hitam menyimpan laknat
Mereka sapa aku berdarah beku
Berkati baja tak tahu iba