Sabtu, 26 Juni 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulisan. Suatu proses dimana kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata secara undividual akan dapat diketahui.
Dalam membaca dikenal jenis membaca telaah isi yang memiliki pengertian membaca dengan cara meneliti bahan yang tersedia dengan tidak mengesampingkan ketelitian, pemahaman, serta kekritisan dalam berfikir.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah mengenai Membaca Telaah Isi bila kita tidak menentukan patokan-patokan yang jelas mengenai hal-hal yang akan kita bahas tentunya kita akan memperoleh kesulitan dalam mengembangkan makalah ini.
Mengingat adanya keterbatasan dalam kemampuan penulis dan demi terarahnya penulisan makalah maka penulis membatasi permasalahan pada hal-hal:
1. Apa yang dimaksud dengan membaca teliti?
2. Apa yang dimaksud dengan membaca kritis?
3. Apa yang dimaksud dengan membaca ide?


1.3. Tujuan Penulisan
Bertitik tolak dari pertanyaan yang diajukan penulis, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan membaca teliti
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan membaca pemahaman
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan membaca kritis
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan membaca ide





























BAB II
LANDASAN TEORITIS


Dalam proses belajar mengajar mengajar maupun kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa dilepaskan dari kegiatan membaca, baik itu untuk tujuan pedidikan( memperoleh nilai, maupun untuk kesenangan semata ).
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulisan. Suatu proses dimana kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata secara individual akan dapat diketahui.


















BAB III
METODE dan PEMBAHASAN


3.1. Metode dan Prosedur Penulisan
Mengacu pada tujuan penulisan makalah ini, maka metode yang penulis pilih adalah metode merangkum . Arikunto (2005:131) menyatakan bahwa, “metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapau suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat alat tertentu”. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa, “Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek selidik”. . Jadi dengan metode ini penulis merangkum semua bahan yang ada untuk mendapatkan bahan-bahan yang sesuai dengan penulisan makalah. Membaca telaah isi agar bisa memperoleh bahan yang tepat dengan pembahasan makalah.

3.2. Membaca Teliti
Membaca teliti merupakan suatu kegiatan yang sama pentingnya dengan membaca sekilas sering kali kita perlu membaca teliti bahan-bahan bacaan yang kita sukai. Dalam kegiatan membaca teliti dituntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Membaca teliti memerlukan keterampilan, antara lain :
1) Survei yang cepat untuk memperhatikan/melihat organisasi dan pendekatan umum
2) Membaca secara seksama dan membaca ulang paragraph-paragraf untuk menemukan kalimat judul dan perincian-perincian penting
3) Menemukan hubungan setiap paragraph dengan keseluruhan tulisan atau artikel.



1. Membaca Paragraf dengan Pengertian
Paragraf yang tertulis rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok (central thought). Pokok pikiran terkadang diekspresikan dalam suatu kalimat judul (topic sentences) pada awal paragraph. Tetapi ada pula pokok pikiran yang dinyatakan dalam dua atau tiga kalimat. Oleh karena itu kita perlu melatih diri mengenal pokok pikiran dalam paragraph serta melihat bagaimana caranya paragraf mengembangkan pikiran tersebut.
Beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan pokok pikiran suatu paragraf :
a) Dengan mengemukakan alasan-alasan
b) Dengan mengutarakan perincian-perincian
c) Dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh
d) Dengan memperbandingkan atau mempertentangkan dua hal
( Albert (et al) dari Tarigan 1979 : 41)
Dalam pengembangan pokok pikiran dalam suatu paragraph yang harus diperhatikan adalah walaupun kebanyakan paragraph tidak tersusun sesuai dengan contoh, namun semua paragraph yang baik memiliki suatu organisasi yang dapat dikenal. Berikut ini beberapa contoh dari setiap cara pengembangan pikiran pokok sesuai ketentuan diatas.

a. Pengembangan Paragraf dengan Mengemukakan Alasan
Pada contoh paragraph berikit ini, kita bisa melihat bahwa pokok fikiran dinyatakan dengan jelas dalam satu kalimat judul (yang dicetak miring). Perhatikan cara penulis mengembangkan pokok pikiran dengan mengemukakan alas an-alasannya :

Ada beberapa alasan mengapa saya memilih bahasa Simalungun sebagai bahan disertasi saya. Pertama, penelitian mengenai bahasa Simalungun masih sangat langka. Kedua, bahasa Simalungun merupakan jembatan penghubung antara bahasa- bahasa Batak Utara dengan Bahasa-bahasa Batak Selatan … (Henry Guntur Tarigan 1979 ; 41)

Kita dengan mudah dapat organisasi paragraph tanpa menemui kesulitan. Inilah kerangka paragraph tersebut :
1) Penelitian mengenai bahasa Simalungun masuh sangat langka
2) Bahasa Simalungun merupakan jembatan penghubung (antara bahasa-bahasa Batak Utara dengan bahasa-bahasa Batak Selatan)

b. Pengembangan Paragraf dengan Mengutarakan Perincian
Apabila pokok pikiran suatu paragraf merupakan suatu pernyataan yang memerlukan suatu penjelasan atau keterangan atau keterangan, penulis yang baik akan mengutarakan perincian-perincian yang membuat keterangan itu menjadi jelas dan lengkap. Perhatikan contoh berikut ini yang dikembangkan dengan cara mengutarakan perincian-perincian untuk menunjang pokok pikiran :

Pendidikan yang ditempuhnya penuh pengorbanan dan tanpa pamrih selama bertahun-tahun, baik itu didalam maupun diliar negeri dengan bermodalkan tekad dan cita-cita yang luhur, mengangkat harkat dan mertabat keluarganya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih mulia dimata masyarakat. Betapa tidak. Suaru keluarga misakin, dolongan rendah, maju dalam pendidikan. Dari enam orang anak satu sudah menjadi sarjana ………..

c. Pengembangan Paragraf dengan Mengetengahkan Contoh
Dalam penilisan paragraf, seorang penilis seringkali menerangkan kalimat judul dengan menggunakan contoh untuk menjelaskan apa yang ia maksudkan.
Perhatikan contoh paragraph berikut :

Bahkan orang awam yang berasal dari desa yang jauh dari pedalaman sekalipun tahu menghargai bahasa mereka. Mereka meghargai serta mempertahankan kelangsungan hidup serta keaslian bahasa mereka. Inilah suatu ilustrasi yang memperlihatkan bagaimana Sahap Simalungun


d. Pengembangan Paragraf dengan Perbandingan atau Pertentangan
Cara lain yang bisa digunakan untuk mengembangka pokok pikiran suatu paragraph yaitu dengan perbandingan atau pertentangan dengan komparasi atau kontras. Penbaca hendaknya menyadari fungsi dari komparasi sangat penting terutama sebagai suatu penjelasan terhadap pernyataan umum kalimat judul. Pembaca haruslah menghindarkan diri dari keasyikan terhadap fakta-fakta serta perincian-perincian yang disajikan oleh penulis yang justru menghilangkan hal yang sebenarnya hendak dilikuskan penulis.

2. Membaca Pilihan yang Lebih Panjang
Apabila kita sudah bisa membaca suatu paragraph yang tepat, kita tidak akan menghadapi kesulitan dalam menghubungkan bab atau artikel yang memuat paragraph tersebut. Seperti juga halnya kalimat-kalimat yang mengembangkan pokok pikiran suatu paragraph, suatu paragraph pun turut menunjang dalam pengembangan pokok pikiran keseluruhan bab atau artikel.
Kemampuan untuk menghubungkan paragraph-paragraf tunggal dan kelompok-kelompok paragraph dengan penggalan keseluruhan tulisan sangat penting dalam membaca teliti. Begitu pula kemampuan untuk membeda-bedakan, antara paragraph-paragraf yang memuat serta menyajikan ide-ide pokok atau ide-ide utama dan paragraph yang semata-mata hanya mengurai atau menerangkan ide-ide dalam paragraf-paragraf terdahulu (Albert (et al) 1979 : 45)

3. Membuat Catatan
Sebagai tambahan terhadap nilai catatan-catatan itu sendiri, proses actual pembuatan catatan memantu kita dalam beberapa ha antara lain :
a) Menolong kita memahami apa yang kit abaca atau apa apa yang kita dengan
b) Membuat kita terus-menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide yang penting
c) Membantu ingatan kita
Catatan yang dibuat bisa berdasarkan bacaan yang kit abaca ataupun berdasarkan penjelasan atau paparan yang kita dengar.

a. Mengenai Bacaan
Apabila kita ingin membuat catatan mengenai bahan yang kit abaca hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Bacalah sekilas seluruh kutipan atau pilihan sebelim membuat catatan
2) Tentukan hal-hal apa yang perlu kita catat ( hal yang mendetil atau ide-ide pentingnya saja)
3) Butlah catatan dengan menggunakan kata-kata sendiri
4) Kembangkanlah system-sistem sendiri mengenai penyingkatan dan pemenggalan kata-kata
5) Apabila mengutip sesuatu pakailah tanda kutipan.
6) Buatlah catatan yang jelas dan singkat
7) Periksa kembali apakah catatan tentang hal-hal yang penting tidak terlewatkan.



b. Menandai Buku
Mortimer J. Adler menulis sebuah artikel yang berjudul “How to Mark a book” yang menulis tentang hal-hal yang berkaitan debgan penandaan buku berikut ini beberapa hal yang dianjurkan berkaitan dengan penandaan buku :
1) Haruslah ditegaskan bahwa tindakan menandai buku bukan merupakan tindakan pengrusakan terhadap buku melainkan merupakan suatu bentuk kecintaan terhadap buku
2) Kita membaca sesuatu antara baria-baris. Sama pentingnya dengan menulis antara baris-baris
3) Jangan menandai buku yang bukan merupakan milik kita
4) Memiliki buku dalam arti yang sebenarnya bukan berarti membiatkan buku bersih tanpa kita tandai
5) Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan dalam menandai buku :
a. Menggarisbawahi hal-hal yang penting, perntataan utama serta yang memberikan dorongan
b. Member tanda-tanda bintang atau asterisk pada halaman pinggir
c. Member angka-angka pada halaman pinggir
d. Membubuhka nomor halaman lain pada pinggir halaman
e. Melingkari kata-kata atau frase yang sianggap penting
f. Menulis serta membuat catatan pada pinggir halaman.

4. Dalam Kelas
Apabila kita sedang dalam lingkungan kelas adalalanya infornasi yang disampaikan oleh pendidik tidak ada dalam buku maka hal yang harus kita lakukan adalah dengan cara mencatat hal-hal yang kita perlukan. Hal-hal yang bisa menolong kita dalam membuat catatan antara lain :
a) Jangan mencatat semua hal yang diucapka oleh pembicara tapi, catatlah hal-hal yang terpentingnya saja
b) Dengarkanlah isyarat-isyarat yang diberikan yang menandakan bahwa suatu kata atau frase itu penting
c) Apabila ketinggalan dalam mencatat maka tinggalkan spasi dalam catatan dan lanjutkan mencatat

5. Menelaah Tugas
Agar siswa bisa lebih memahami apa saja yang disampaikan pendidik serta menyelesaikan tugas dengan baik, maka perlu dibiasakan belajar dengan cara SQ3R yaitu Survey, Question, Read, Recite, Review. Apabila kita mempraktikan metode ini maka kita bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang singkat dan juga bisa memperoleh hasil yang baik. Berikut ini penjelasan mengenai metode SQ3R :


a) Survey ( Penelitian Pendahuluan )
Hal yang bisa kita lakukan yaitu dengan cara memeriksa keseluruhan judul-judul, sub judul, bab utama. Tidak lupa juga perhatikan organisasi bab tersebut. Baca secara sekilas paragraph pertama.
b) Question ( Tanya )
Apabila kita membaca untuk bisa memperoleh jawaban dari pertanyaan yang sudah kita punyai biasanya kita akan lebih teliti serta berhati-hati dalam membaca baik itu kalimat maupun kata oleh sebab itu siapkanlah beberapa pertanyaan sebelum kita akan membaca.
c) Read ( Baca )
Bacalah paragraph demi paragraph dengan seksama, karena setiap paragraph memiliki pokok pikiran yang bisa kita perileh dengan cara – cara yang sudah kita jelaskan sebelumnya.
d) Recite ( Ceritakanlah Kembali dengan Kata – kata Sendiri)
Apabila kita sudah membaca dengan teliti maka ingatlah kembali isi bacaan yang kita baca kemudian, ingtlah bab-sub bab yang terpenting atau juga kata kunci dari hal-hal yang terpenting kemudian bila kita sudah bisa memahaminya cobalah menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata kita sendiri berdasarkan atas apa yang sudah kit abaca dan pahami.
e) Review ( Tinjau Kembali )
Periksa kembali bahan yang sudah kit abaca dengan cara meluhat judul, gambar, diagram tinjau kembali pertanyaan, dan saran-saran studi lainnya.

3.3. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman atau ( reading for understanding ) adalah sejenis membaca yang bertujuan hal-hal sebagai berikut :
1. Standar-standar atau norma-norma kesusastraan ( literarystandards)
Penulis kreatif dalam bidang fiksi, drama, puisi, biografi dll. Memiliki beberapa pengalaman hidup yang hendak disampaikan kepada pembacanya. Pengarang ingin agar kita merasakan apa yang telah dirasakannya mengenai emisi yang sering dijumpainya, dia ingin agar kita bisa memahami kekuatan fakta dan visi kebenaran yang telah dilihatnya serta dirasakannya. Para seniman kreatif sangat peka terhadap kekuatan serta keindahaan kata-kata. Ia sadar akan seluk-belik serta kepelikannya memahami anekarona konotasi kata. Perlu diketahui bahwa tidak semua aspek seni sastra kreatif muncul serta terlihat pada setiap penggal karya sastra.
Untuk itu kesusastraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
a. Puisi atau prosa
b. Fakta atau fiksi
c. Klasik atau modern
d. Subjektif atau objektif
e. Eksposisi atau normative


2. Resensi kritis ( critical review)
Ditinjau dari segi batas kemampuan kita sebagai manusia, tidaklah mungkin membaca semua buku dan artikel yang baik setiap harinya. Agar bisa tetap memperoleh informasi tentang apa yang dipikirkan serta yang ditulis dalam kehidupan orang-orang besar dalam kehidupan maka seseorang dapat membaca resensi-resensi kritis mengenai fiksi mauksi. Tulisan singkat seperti itu, yang biasanya dapat dibaca beberapa menit, memiliki beberapa menfaat antara lain :
a. Mengetengahkan komentar-komentar mengenai kesegaran oksposisi atau cerita, memberikan pertimbangan serta penilaian betapa baiknya tugas tersebut dilaksanakan , dipandang dari segi maksud dan tujuan pengarang
b. Mengutarakan komentar-komentar mengenai gaya, bentuk, serta nilai atau manfaat kesastraan umum bagian tersebut
c. Memberikan suatu rangkuman pandangan, pendirian, atau point of view
d. Mengemukakan fakta-fakta untuk menunjang pertinbangan dan penilaian serta analisis isi dengan cara mengutip atau menunjukan secara langsung pada karakter-karakter, situasi-situasi, yang ada dalam artikel atau buku.

3. Drama tulisan ( printed drama)
Ada dua cara untuk menikmeti sandiwara\drama. Yang pertama dalam tingkatan aksi primitive, dalam hal ini penonton mengalami getaran ketegangan, kekejaman, sehingga menimbulkan keinginan untuk melihat bagaimana hal itu dikeluarkan dan diperankan. Pada tingkatan selanjutnya yaitu pada tingkatan individual yang bersifat interpretative, dalam hai ini pembaca dapat menarik kesimpulan, memvisualisasikan tokoh-tokoh, memproyeksikan akibat-akibat, serta mengadakan interpretasi ketika ia membaca serta membawa kesempurnaan pengalamannya pada bacaan yang ia baca.
Apabila pembaca sudah memahami serta mengkritisi drama maka ia akan bisa mengerti beberapa hal antara lain sebagai berikut :

a. Prinsip Kritik Drama
Pada abad ke-18 seorang dramawan Jerman yang bernama Goethe memformulasikan tiga prinsip kritik drama, yang sangat terkenal dalam bentuk pertanyaan yang dikenal dengan “Prinsip Goethe” adalah sebagai berikut :
1) Apakah yang hendak dilakukan oleh seniman?
2) Betapa baiknya ia melakukan hal itu?
3) Bermanfaatkah hal itu dilakukan?
Apabila kita berusaha menjawab pertanyaan yang pertama kita akan menghadapi fakta-fakta. Kita akan sampai pada jawaban-jawaban factual terhadap pertanyaan-pertanyaan yang lain yang timbul
Apabila kita menjawab pertanyaan kedua kita akan mempertimbangkan betapa baikkah sang seniman telah memanfaatkan unsure-unsur drama serta telah memadunya menjadi suatu keseluruhan yang artistic dan efektif
Sedangkan apabila kita menjawab pertanyaan yang ke tiga maka kita akan bisa mengemukakan pendapat kita. Apabila kira sudah menjawab pertanyaan pertama dan kedua dengan baik maka kita akan dengan mudahnya menjawab pertanyaan yang ke tiga.

b. Unsur-unsur Drama
Unsur yang termasuk kedalam unsur drama antara lain:
• Plot
• Karakterisasi
• Dialog


c. Jenis-jenis Drama
Bila kita mencermati jenis lakon kita akan mendapati lakon yang serius, dan lakon yang ringan. Berangkat dari hal tersebut maka lakon dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :
1) Tragedi
Tragedy adalah sejenis drama yang mempunyai ciri sebagai berikut:
 Sebuah lakon sedih yang bercerita mengenai suatu subjek serius
 Seorang pahlawan atau pelaku utam aharuslah seseorang yang memiliki rupa atau pesona yang memiliki sifat-sifat seperti pahlawan
 Emosi merupakan dasar pada lakon itu

2) Komedi
Komedi memiliki cirri sebagai berikut:
 Lakon ini mungkin mengenai subjek yang serius maupun subjek yang ringan, yapi senantiasa memperlakukan subjeknya pada taraf yang dan nada yang ringan
 Lakon ini mengenai peristiwa-peristiwa yang bertaraf, baik itu basar maupun kecil memiliki kemungkinan untuk terjadi
 Apa-apa yang muncul dari tokoh bukan dari situasi
 Gelak tawa yang ditimbulkan oleh lakon merupakan gelak tawa yang bijaksana

3) Melodrama
Sebuah melodrama memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Menampilkan suatu objek yang serius
 Memiliki unsur kesempatan dan kebetulan
 Emosi atau rasa kasihan yang timbul cenderung ke arah sentimental
 Seorang pahlawan senantiasa memenangkan perjuangannya


4) Farce
Farce memiliki ciri sebagai beriku t :
 Peristiwa maupun lakon bisa muncul maupun tidak
 Menimbulkan kelucuan yang tidak karuan
 Bersipat episodic
 Segala yang terjadi muncul dari situasi bukan dari tokoh

4. Pola-pola fiksi ( patterns of fiction)
a. Pengertian fiksi
Fiksi merupakan penyajian atau presentasi seorang pengarang memandang hidup. Penulis mempunyai ide-ide mengenai kehidupan, sekalipun dia mungkin tidak pernah bersusah payah menyatakan ide-ide tersebut pada dirinya sendiri dalam istilah-istilah umum. Maka dari itu fiksi bisa dikatakan merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk membedakan uraian yang bersifat historis dari uraian yang bersifat historis, dengan penunjukan khusus atau penekanan khusus pada segi sastranya. ( Brooks, Purser and Warren , dari Tarigan 1979 : 76)
b. Fiksi dan Nonfiksi
Perbedaan yang utama yang membedakan antara fiksi dengan non fiksi terletak pada tujuan. Maksud dan tujuan pada narasi yang non-fiksi, seperti sejarah, biografi, berita dll. Adalah untuk menciptakan kembali apa yang telah terjadi secara actual.
Atau kita juga bisa mengatakan bahwa cerita non fiksi bersifat aktualis sedangkan cerita fiksi bersifat realitas.

c. Unsur-unsur Fiksi
Dalam penulisan sebuah fiksi, perlu diperhatikan prinsip-prinsip teknis sebagai berikut :
1) Permulaan dan eksposisi
2) Pemerian dan latar
3) Suasana
4) Pilihan dan saran
5) Saat penting
6) Puncak, klimaks
7) Pertentangan, konflik
8) Rintangan, komplikasi
9) Pola atau model
10) Kesudahan
11) Tokoh dan aksi
12) Pusat minat
13) Pusat tokoh
14) Pusat narasi
15) Jarak
16) Skala
17) Langkah

Beberapa istilah yang sering kita temui dalam cerita fiksi antara lain :

1) Tema
Tema merupakan dasar tujuan penulis melukiskan watak para pelaku dalam cerita. Tema tidaklah dijelaskan secara eksplisit oleh pengarang tetapi pembaca bisa memahami maksud serta tujuan penulisan cerita setelah ia selesai membaca cerita.

2) Plot
Istilah lain yang digunakan untuk memaknai plot adalah trap yang memiliki makna struktur gerak atau laku dalam fiksi maupun drama. Suatu fiksi haruslah bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu pertengahan, menuju suatu akhir. Dalam istilah sastra lebih dikenal dengan istilah eksposisi, komplikasi, dan resolusi.

3) Pelukisan watak
Dalam sebuah cerita fiksi tentulah dikenal tokoh yang berperan dalam cerita. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pengarang untuk melukiskan tokoh antara lain :
a) Melukiskan bentuk lahir tokoh
b) Melukiskan jalan pikiran tokoh
c) Melukiskan bagaiman reaksi tokoh terhadap keadaan sekelilingnya
d) Pengarang dengan langsung menganalisis watak tokoh
e) Pengarang melukiskan keadaan di sekeliling tokoh
f) Pengarang melukiskan pandangan tokoh terhadap tokoh lain
g) Perbincangan antar tokoh


d. Jenis- Jenis Fiksi
Fiksi diklasifikasikan berdasarkan :

1) Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya, fiksi dapat dibedakan atas :
 Novel
 Novelet/cerita pendek
 vignette
 cerita singkat

2) Berdasarkan isi
berdasarkan isinya maka fiksi dapat kita bagi atas beberapa jenis yaitu :
 Impresionisme
 Romantic
 Realisme
 Sosialis-realisme
 Realisme sebenarnya
 Naturalisme
 Ekspresionisme
 Simbolisme

3.4. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta analitis dan bukannya mencari-cari kesalahan.
Pada umumnya menbaca kritis menuntut agar para pembaca :

1) Memahami Maksud Penulis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pembaca dalam kegiatan membaca kritis adalah menentukan serta memahami maksud dan tujuan penulis. Kebanyakan tulisan memenuhi beberapa unsure diantaranta: memberitahu, meyakinkan, mengajak, mendesak, atau menghibur.
Dalam membaca serta memahami maksud penulis, kita perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Carilah paragraph-paragraf pendahuluan suatu pernyataan mengenai maksud penulis, kemudian cari pada paragraph-paragraf penutup suatu uraian atau penjelasan terhadap maksud tersebut.
b) Perhatikan baik-baik bagaimana caranya meksud penulis tersebut menentukan rung lingkup pembicaraannya
c) Perhatikan bagaimana caranya maksud tersebut scspksli menentukan organisasi serta penyajian bahannya
d) Carilah maksud-maksid yang tersirat, yang tersembunyi

2) Memanfaatkan Kemampuan Membaca dan Berfikir Kritis
Kemampuan membaca dan berfikir kritis menuntut kita agar sadar akan sikap-sikap dan prasangka-prasangka kita sendiri, dan unsur-unsur lain dalam latar belakang pribadi yang mungkin mempengaruhi kegiatan membaca dan berfikir.
Sebagai seorang pembaca yang bertanggung jawab, kita hendaklah memperhatikan hal-hal berikut ini dalam membaca atau menyumak pembicaraan-pembicaraan yang kontroversial :
a) Harus yakin bahwa kita membaca atau menyimak untuk memehami apa yang disajikan sebelum kita mulai mengutarakan pendapat
b) Setelah kita memberikan suatu pendengaran yang jujur terhadap penyajian atau uraian orang lain analisislah asumsi serta praduga kita untuk melihat apakah kita berfikir secara jelas dan objektif
c) Jangan biarkan fikiran serta prasangka menyebabkan kita hanya mengingat fakta dan alasan serupa sebagai suatu penunjang terhadap pandangan kita sebelumnya
d) Jangan biarkan keinginan untuk menyangkal mencegah pemahaman kita terhadap penyajian uraian orang lain
e) Cobalah meluhat logika penyajisan atu dari sudut maksud serta asumsi penulis.

3) Memahami Organisasi Dasar Tulisan
Maksud penulis dalam menulis suatu artikel menentukan sifat dan lingkup pembicaraannya, rangka dasarnya, dan sikap umum serta pendekatannya.
Pembaca yang teliti mengamati indikasi atau petunjuk mengenai pilihan serta bagaimana caranya tulisan itu disajikan. Biasanya, penyajian seorang penulis debagi menjadi tiga bagian antara lain :
a. Pendahuluan
Dalam pengkomunukasian ide0ide secara jelas, seorang penilis akan mempergunakan satu atau lebih paragraph pembukaan untuk memperkenalkan subjeknya beserta pendekatan khusus terhadap hal-hal yang akan dibahasnya dan juga temanya. Penulis juga sering menunjukan secara singkat pokok-pokok penting yang akan dicakup, yaitu kerangkanya dan menetapkan aspek-aspek masalah apa yang akan dimasukan atau dikeluarkan atau penulis hendak menyatakan ruang dan pembahasan uraiannya.


b. Isi
Isi suatu tujuan biasanya terbagi atas dua lebih bagian utama, tempat mengutarakan kasus sekonklisif atau segamblang mungkin. Kadang kita bisa menemukan petunjuk-petunjuk tipografis mengenai bagian penting dengan bantuan angka-angka Romawi, judul dicetak tebal dll.
Seorang penulis yang cermat akan membuat pembaca mudah dalam mengikiti kecenderungan fikirannya.

c. Kesimpulan
Menjelang penutup artikel kita seringkali memperhitungkan bahwa penulis sering mengalihkan perhatian dari apa yang sudah dikatakan menuju apa yang akan dikatakan. Ini merupakan tanda bahwa penulis akan menyimpukkan artikel yang sudah ditulisnya.

4) Menilai Penyajian Pengarang
Sebagai pembaca yang kritis, kita harus mampu menilai, mengevaluasi penyajian bahan penulis. sebagai perhatian terhadap maksud, dan caranya penulis menulis serta menyusun bahan tersebut, kita harus menentukan apakah dia telah mencakup pokok masalah secara memuaskan atau tidak. Kita harus bisa membaca dengan memiliki pertanyaan dalam hati. Pertanyaan tersebut diajukan dari berbagai segi antara lain :



a. Segi Informasi
1) Apakah sumber informasi penulis? apakah sumber tersebut dapat dipercaya?
2) Apakah terdapat jurang-jurang dalam informasinya?
3) Apakah analisis atau interpretasinya mengenai informasi tepat?
4) Apakah terdapat masalah-masalah penting yang harus dipecahakan?
5) Apakah informasi dan isi umum sesuai dengan meksud dalam artikel?

b. Segi Logika
1) Apakah penulis menuntut intelektualitas pembacanya?
2) Apakah penulis membedakan antara fakta-fakta dan interpretasinya sendiri ?
3) Apakah penulis menunjang kesimpulan dengan fakta?
4) Apakah terdapat jurang analisis dalam argumennya?
5) Apakah dia secara sengaja atau tidak terbiasa dalam pemahaman yang keliru?

c. Segi Bahasa
1) Apakah penulis menyandarkan diri pada kata konotatif, , harfiah atau pada kata denitataif dan emosional?
2) Apakah ia mempergunakan kata yang emosional secara berlebihan?
3) Apakah pemilihan kata yang umum atau tidak bermaksud mempengaruhi pembaca?
4) Apakah mempergunakan kata yang mencerminkan prasangka-prasangka atau tidak?

d. Segi Kualifikasi
1) Siapakah dia, apa minatnya?
2) Apa latar belakang pendidikannya?
3) Apa pendapatnya mengenai subjek-subjek itu?
4) Mengapa ia menulis buku atau artikel seperti itu?
5) Apakah ia objektif atau tidak dalam penulisannya?


e. Segi Sumber Informasinya
1) Apakah informasinya diambil dari sumbar yang dapat dipercaya?
2) Pahah sumbernya diambil daariiiah atau popular?
3) Apakah ahli tempat mereka mengambil informasinya berwenang memberi informasi?
4) Apakah majalah, Koran, famplet ada hubenhannya dengan isi artikel yang dapat merubah sudut pandang pembaca?
5) Apakah sumber penulis mewakili penggambaran masalah?

5. Menerapkan Prinsip Kritis pada Bacaan Sehari-hari
Banyaknya bahan bacaan mendorong kita menciptakan pronsip-prinsip yang dapat membimbing kita dalam membaca. Pada umumnya bahan bacaan harus mencakup hal-hal yang bisa membuat kita bisa mengikuti perkembangan-perkembangan mutakhir dalam berbagai aspek kehidupan serta pengetahuan.
Selain itu banyaknya bahan-bahan bacaan umum lainnya seperti Koran, majalah, tabloid dll. Menambah banyaknya bahan bacaan yang kita baca. Oleh sebab itu ada baiknya bila kita mengingat pertanyaan-pertanyaan berikit ini bila kita sedang membaca majalah, Koran tabloid :
a) Siapa pemilik Koran atau majalah tersebut?
b) Apakah kebijaksanaan tajuk rencana sudah diakui penerbit lain?
c) Afiliasi politik, social, ekonomi manakah yang dapat mewarnai pendapat-pendpatnya?

6. Meningkatkan Minat Membaca
Untuk meningkatkan minat menbaca hal yang harus kita lakukan antara lain:
a. Menyediakan Waktu untuk Membaca
Kendala yang sering kita jumpai dalam kegiatan membaca adalah terbatasnya waktu yang kita miliki. Oleh sebab itu diperlukan menejmen waktu yang baik serta efisiensi dalam membaca. Membaca tidaklah harus menyita waktu yang banyak karena kita bisa membaca dengan mengefisienkan waktu.

b. Memilih Bahan Bacaan yang Baik
Menyediakan waktu untuk membaca sangat erat kaitannya dengan salah satu aspek yang paling penting dari membaca kritis, yaitu mengetahui apa yang baik dan bermanfaat untuk dibaca. Beberapa pertimbangan dibawah ini akan bisa membimbing kita memilih bacaan pada waktu terluang.
(1) Beberapa buku dibaca demi kesenangan
(2) Beberapa buku dibaca dengan tujuan memperluas cakrawala
(3) Beberapa buku ditetapkan sebagai buku-buku klasik
(4) Beberapa buku dipilih berdasarkan rekomendasi orang lain
(5) Beberapa buku dibaca karena pembaca sudah mengenal penulis

7. Prinsip Pemilihan Bahan Bacaan
Setiap buku memang pantas dibaca akan tetapi keterbatasan waktu serta beberapa hal lain menuntut kita untuk selektif dalam menentukan bahan bacaan yang akan kita baca. Oleh sebab itu setiap orang hendaklah memiliki criteria tertentu untuk bahan bacaannya. Dalam pemilihan bahan bacaan hendaklah memperhatika prinsip-prinsip.
1. Buku Yang Pantas Dibaca
2. Norma-norma kritik

8. Membaca Majalah
Dalam belajar Membaca Kritis biasanya lebih dititik beratkan pada bahan bacaan buku, tetapi sebenarnya prinsip-prinsip dasar dapat diterapkan denlam membaca majalah yang lebih baik.

3.5. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Agar kita dapat mencari, menemukan, serta mendapat keuntungan dari ide-ide yang terkandung dalam bacaan, kita harus berusaha membuat diri kita menjadi pembaca yang baik atau a good reader. Berikut ini beberapa criteria penbaca yang baik.
1. Pembaca Yang Baik Tahu Mengapa Dia Membaca
Pembaca yang baik mengetahui bahwa tujuan dia membaca adalah untuk:
a. Mencari informasi
b. Menikmati bacaan
2. Pembaca Yang Baik Mengetahui Apa Yang Dibacanya
Pembaca yang baik harus memahami apa yang dibacanya, hal ini menuntut pengetahuan mengenai kata-kata dan keresponsifn terhadap organisasi dagian sebagai suatu keseluruhan.

3. Pembaca Yang Baik Harus Menguasai Kecepatan Membaca
Setiap pembaca harus memiliki ragam kecepatan membaca, dapat menyesuaikan dengan karakteristik buku baik itu cetakan yang menuntut perhatian maupun beberapa hal lainnya diantaranya :
a. Membaca sekilas
b. Membaca cepat
c. Membaca demi kesenangan
d. Membaca serius bahan-bahan penting

4. Pembaca yang baik harus mengenal media cetak
Pembaca yang baik haruslah mengenal bebtuk-bentuk kontemporer media cetak, yang meliput:
a. Buku saku
b. Media grafika
c. Majalah
d. Surat kabar
BAB IV
SIMPULAN dan SARAN

4.1. Simpulan
Berdasarkan hasil perangkuman materi maka dapat diambil kesimpulan sebadai berikut :
1. Membaca teliti adalah suatu kegiatan membaca yang sering kali kita lakukan apabila kita perlu membaca teliti bahan-bahan bacaan yang kita sukai. Dalam kegiatan membaca teliti dituntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
2. Membaca pemahaman atau ( reading for understanding ) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memperoleh informasi serta untuk memahami :

1. Standar-standar atau norma-norma kesusastraan ( literarystandards)
2. Resensi kritis ( critical review)
3. Drama tulisan ( printed drama)
4. Pola-pola fiksi ( patterns of fiction)

3. Membaca kritis adalah jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta analitis dan bukannya mencari-cari kesalahan.
4. Membaca ide adalah jenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Agar kita dapat mencari, menemukan, serta mendapat keuntungan dari ide-ide yang terkandung dalam bacaan, kita harus berusaha membuat diri kita menjadi pembaca yang baik

4.2. Saran
Membaca telaah isi merupakan suatu kegiatan membaca yang harus dikembangkan dan dibiasakan dalam proses belajar, maupun proses mengkaji isi bacaan. Oleh sebab itu peningkatan minat membaca teliti harus di timbuhkan sejak dari usia dini agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan kelak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tarigan, Henry Guntur 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
2. Arikunto Suharsimi, (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
3. http//. www. Wikipedia.com
4. http//. www.geocities .com

1 komentar:

  1. terima kasih atas infonya, sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas bahasa indonesia

    BalasHapus